Sebagai bekal kalo nanti anak anak gw udah mulai bandel dan gw yang emang aselinya stok sabarnya ini sedikit makin sedikit.
---------------------------------------------------------------------------------------------
minjem gambar dari sini |
Pada situasi khusus ketika anak perlu dinasehati, sering
kali kita lupa bahwa anak balita masih sulit untuk menerima arahan orang
tuanya. Bahkan tidak jarang kita menjadi kehilangan kesabaran saat memarahi
anak, sehingga anak menjadi enggan untuk mendengarkan. Keterlibatan emosi kita
saat merasa anak kita tidak mendengarkan perkataan kita dapat membuat
frustrasi.
Walaupun masih kecil, anak balita sudah bisa memahami dan
membaca emosi lawan bicaranya. Bila kita tidak menunjukkan ketenangan dan
kesabaran, maka anak akan menarik diri dan hal ini akan membuat anak merasa
jauh dari kita. Oleh sebab itu sebelum memarahi dan memberi perintah pada anak,
tenangkan dahulu pikiran dan emosi anda. Berikut ini adalah tips yang dapat
dilakukan agar anak mau mendengarkan nasehat dan arahan yang anda berikan.
1. Gesture tubuh. Dekatilah anak dan jangan berteriak dari
jarak yang berjauhan bila hendak berbicara dengannya. Dengan mendatangi dia,
anak akan tahu bahwa anda serius, dan berbicara dengan berteriak dari kejauhan
hanya membuat dia beranggapan bahwa ada pilihan lain untuk tidak menuruti
permintaan anda. Turunkanlah badan anda dengan cara berlutut atau duduk di
dekatnya, sehingga posisi anda dan anak menjadi sama. Dengan menyamakan tinggi
kita dengannya, kita akan mendapatkan perhatiannya. Anak akan merasa
“sederajat” sehingga tidak merasa terancam. Tataplah matanya, sehingga dia bisa
merasakan keseriusan kita. Pastikan pandangan mata kita tidak terlalu keras,
agar anak menganggap pandangan mata itu sebagai cara berkomunikasi dan bukan
untuk mengontrol. Bila anak memalingkan wajahnya, panggil namanya atau arahkan
wajahnya untuk melihat kita.
2. Menginterupsi. Bila kita akan menyampaikan perintah atau
larangan, jangan langsung menginterupsi aktivitas anak yang sedang asik bermain
atau beraktivitas. Mulailah dengan pendekatan supaya anak tidak merasa
kegiatannya terganggu dan merasa terpaksa untuk memperhatikan kita. Sampaikan
bahwa anda memberi waktu beberapa menit padanya untuk mempersiapkan dirinya
sebelum melakukan apa yang kita perintahkan. Jika anak sedang marah, usaplah
perut atau punggungnya dan tunggulah sampai ia tenang sehingga ia tahu bahwa
kita mengerti perasaannya. Anak yang belum tenang emosinya, tidak akan memberi
respon seperti apa yang anda inginkan karena akan terus menangis atau mengamuk.
3. Memilih kata yang baik. Berbicaralah kepada anak anda
sebagaimana anda ingin mereka berbicara kepada anda. Biasakanlah menggunakan
kata “tolong” agar anak tidak merasa dipaksa saat diperintah. Sadar atau tidak,
cara berbicara kita akan menentukan bagaimana ia akan berbicara dengan orang
lain. Bila anak sedang marah, buka pembicaraan dengan kata-kata perhatian, yang
menanyakan keadaannya terlebih dahulu. Gunakanlah kalimat-kalimat yang
sederhana. Semakin lama dan semakin banyak kata-kata yang anda bicarakan
dengannya, anak akan bertingkah tidak mau mendengar dan beranggapan bahwa anda
tidak yakin dengan apa yang anda akan sampaikan. Dia beranggapan bahwa semakin
dia membuat anda berbicara banyak, semakin mudah ia membuat anda menyimpang
dari pembicaraan sebenarnya.
4. Intonasi Bicara. Berbicaralah dengan intonasi yang tegas
namun lembut. Keseriusan kita tidak perlu disuarakan dengan nada yang tinggi.
Selain itu, penting untuk kita memainkan intonasi bicara agar pembicaraan kita
menarik untuk anak. Orang yang berbicara datar akan dianggap membosankan oleh
anak.
5. Dengarkan Anak. Pada saat anak berbicara, dengarkanlah
sampai anak selesai berbicara dan jangan menyela. Hal ini juga akan mendidik
anak akan sopan santun dalam berbicara, supaya anak mengerti bahwa menyela
pembicaraan orang lain adalah tidak baik. Berikanlah bahasa tubuh yang baik
& fokus pada kata-katanya, sama seperti apa yang anda ingin anak anda
lakukan pada waktu anda berbicara padanya. Setelah anak selesai berbicara,
sampaikanlah bahwa kita mengerti.
__,,__
No comments:
Post a Comment