Pulang kantor sore sore. Lupa persisnya kapan. Tapi yang
pasti, hati ini berdetak ketika lihat kupu kupu itu terbang mengitari halaman
rumah. Ya kupu kupu yang sama yang pernah aku lihat ketika dulu masih umuran
sekolah ketika masih tinggal ama nyokap di Padang. Bedanya, kupu kupu ini
berwarna coklat kebiruan, cantik, bagus banget dan ukurannya gak terlalu besar.
Jadi keingetan, dulu sepulang sekolah, aku lihat kupu kupu
dengan corak yang sama, hanya saja yang dulu itu warnanya kecoklatan, gak ada
biru birunya. Dan yang dulu itu beberapa bagian sayapnya udah robek. Sedangkan
yang ini masih bagus banget.
Suer, ini pertama kalinya aku lihat kupu kupu ini. Setelah
sekian lama, sekian tahun.
Percaya ngga percaya, tapi kupu kupu yang dirumah dulu itu
ditemukan mati keesokan harinya di kusen rumah. Seiring dengan berita duka,
salah satu inyiak (kakek) di kampung meninggal dunia.
Khawatir.. ada apa ini. Kenapa kupu2 yang ini sekarang
muncul di rumahku? Siapa?
Tapi gak mau berburuk sangka.. Pintu langsung ditutup, takut
kupu kupunya masuk ke rumah. Kupu kupu itu pun terbang mengitari halaman. Mampir
ke helmnya jacky yang ditaruh diatas motor depan rumah.
Langsung telpon nyokap..
“Bu, itu lo ada kupu kupu yang coraknya kaya dulu waktu
inyiak wafat sekarang ada dirumah. Tapi warnanya bagus, biru biru gitu. Tapi kecil
ukurannya. Itu kupu kupu apa?”
“Ohh.. itu tamu kali mau dateng. Kupu kupu tamu.”
“oh, iya kali ya. Bakal ada tamu dateng kesini, ya udah
hehe..”
Telpon ditutup.
Jawaban nyokap menenangkan hati ini. Yah, itu kan biru bukan
coklat kaya yang dulu. Bakalan ada tamu yang berkunjung kalo gitu.
Boleh dibilang mitos, tapi di negeri asalku, kupu kupu
seringkali dianggap sebagai pembawa berita. Dan ini terbukti. Tapi sayangnya,
aku gak bisa membedakan mana kupu kupu tamu dan mana kupu kupu pembawa berita
duka. Karena jujur aja gak pernah nandain kupu kupu tamu seperti apa. Yang kutahu hanya satu kupu kupu besar yang pernah aku lihat dulu itu, sebagai pembawa berita duka. Tapi nyokap
bilang kalo kupu kupu tamu warnanya bagus, warna warni en ukurannya kecil jadilah aku anggap bakal ada tamu yang mau datng kerumah.
27 Januari 2013
Jam 03.30 pagi.
HP Jacky berbunyi…
Jacky bangunin aku. Bilang, telpon dari ibu…
Setengah sadar… sayup sayup ibu bilang “Lia, Heru meninggal”
Aku linglung.. Mimpi kali ini..
“Kamu pulang yaa”
Aku hanya mengiyakan tanpa sempat berpikir. Telpon ditutup.
Terdiam sejenak…
Dan tangis itu pun pecah…
Nooooo.. Ini salah orang pastinya. Adekku masih ada… Dia gak
kenapa kenapa kok. Semalam dia masih update status di facebook.. Dan aku
komentari.. Aku gak percaya.. Kabar yang salah ini..
Mimpi buruk.. Ini pasti lagi mimpi..
But, Jacky menyadarkan aku. IT'S REAL.. THIS IS NOT A DREAM
Aku terdiam.
Mencoba mencari kabar.. mencari no telpon Delly, pacarnya
heru yang di Palembang. Tapi baru inget. Handphone yang dipake buat nyimpen no
HP Delly rusak sejak seminggu lalu. Semua record hilang. Satu satunya jalan
calling mantannya Heru yang di Martapura. Setengah memaksa, meminta Heny,
mantan Heru untuk mencari informasi.
Kalut..
What should I do..
Coba telpon lagi pulang. Bertanya kenapa. Yang angkat kali
ini ayah, dan ayah Cuma bilang, aku harus pulang.
Searching tiket. Pesawat paling pagi adalah Citilink. Booked berhasil tapi bermasalah ketika pembayaran. Entah kenapa, kartu ATM ku sampai ketelen
mesin ATM pagi itu. Mencoba pake internet banking, semua transaksi gagal. Sigh
!! kenapa disaat saat genting begini, urusan perbankan bermasalah. I have to go
home… God, Please help me. Untunglah rekan kerja yang gak rumahnya jauh dari rumah
akhirnya bersedia minjemin uang buat bayar tiket pulang. Thanks Ni Vit.
Jam 7 pagi. Aku dan Jacky sudah bertolak ke Bandara. Pesawat
kami jam 8.40. Bookingan online tadi sudah hangus dan kami akhirnya beli tiket
on the spot. Alhamdulillah, masih ada. Menjelang bandara, heny mantannya Heru yang di Martapura BBM aku. Dan
mengabarkan kalo berita itu benar adanya.
Masih ngga percaya dan aku minta dikirimkan PIN narasumber
beritanya. Ternyata narasumber adalah kakak angkatan Heru di batalyon, namanya
Rieja.
BBM-an dengan Rieja.. Sedikit banyak dia menceritakan
kronologis kejadiannya. Berawal dari semalam, heru pergi kondangan ke rumah
temennya. Ketika pulang, heru sendirian dan dihadang oleh Anggota satlantas
baturaja. Polisi itu bertiga. Dan entah kenapa salah satunya melepaskan
tembakan ke arah Heru. Punggung adik kecilku itu ditembus peluru. Dan dia pergi
untuk selamanya.
.... انا
لله وانا اليه راجعون
Ya Allah. Aku gak bisa membayangkan semua itu. Betapa biadapnya
manusia itu. Sebegitu mudahnya melepaskan tembakan. Seolah nyawa manusia
hanyalah sekedar mainan buat mereka. Aparat negara yang harusnya mengayomi
masyarakat, dengan seenaknya menggunakan senjata menghilangkan nyawa orang.
Adikku.. Dia adikku satu satunya. Aku tidak punya lagi
selain dia. Dia bukan penjahat. Dia bukan orang yang ada dalam Daftar Hitam
kepolisian. Dia hanya pemuda 23 tahun yang masih sangat muda, yang polos tiap
kali bercerita kepadaku, yang selalu bikin ketawa ibu kami ketika menceritakan
cita cita dan keinginannya. Dia tidak pernah berbuat jahat. Kami kenal betul
siapa Heru. Masih banyak yang ingin dia lakukan. Masih banyak impiannya.
Kenapa kalian sedemikian kejam mengambilnya dari kami.
Dari reka ulang yang aku dengar dari berita online, pembunuh
BIADAB itu bernama Brigadir WIJAYA. Anggota Satlantas Polres OKU Baturaja. Si
pembunuh ini mengatakan, malam itu Heru lewat bersama 5 orang temannya. Tapi entah
kenapa dia tertinggal dibelakang. Katanya heru meneriakkan kata kata ejekan
kepada Polisi yang sedang bertugas. Dan polisi bersama dua orang temannya
mengejar Heru hingga ke ujung jembatan sukajadi dan entah apa yang terjadi, si
polisi biadap ini menembakkan pelurunya ke arah heru. Timah panas itu menembus punggung
adikku semata wayang. Sungguh pengakuan yang tidak masuk diakal. Adikku bukan
orang gila yang akan berteriak2 seorang diri apalagi sampai mengejek orang. Dia
gak seusil itu. Aku kenal betul dia. Dia
gak akan menyerang kalau tidak diserang orang lain. Tembakan dari belakang. Sangat
aneh. Jika duel, maka tembakan akan muncul di depan. Yang kudengar heru
sendirian, bukan bersama temannya. Di tubuhnya hanya terlihat luka tembakan,
tidak ada bekas duel, memar atau apapun. Proyektil peluru yang harusnya menjadi
bukti pun hilang. Baju heru juga tidak ditemukan.
WIJAYA, kamu mungkin memang bisa menghilangkan barang bukti.
Kamu hebat berusaha untuk lepas dari jerat hukum.
Tapi Saya, ibu saya, Ayah saya.. Setiap tetes darah adik
saya yang menetes karena kebiadaban kamu. Karena nafsu binatang kamu.. setiap
tetes air mata orang tua saya.. Setiap rasa sakit yang dirasakan oleh adik
saya, kamu akan menggantinya. Dengan sesuatu yang jauh lebih perih dan
menyakitkan. Saya percaya hukum Allah adalah yang paling adil dari semua hukum
yang ada di dunia ini. Bagaimanapun besarnya upaya kamu untuk melepaskan diri
dari hukuman. Bagaimanapun hebatnya pengacara yang kamu pakai dan alibi yang
kamu punya untuk meringankan hukuman dunia. Hukuman akhirat sudah menanti kamu.
Tidak kamu, mungkin satu saat nanti orang yang paling berharga untuk kamulah
yang akan merasakan hal yang jauh lebih perih!!
Kami sudah mengikhlaskan kepergian Heru. Bahwa Allah
menyayanginya. Allah mengambilnya dalam keadaan teraniaya, insyaAllah syahid
dan syurga untuknya.
Waktu berjalan sangat lambat ketika menunggu kedatangan jenazah
Heru. Aku yang menjemputmu dari bandara sayang. Aku yang tidak pernah
membayangkan bahwa jasad yang ada didalam peti di mobil jenazah itu adalah
dirimu. Tangis ini kembali pecah ketika saat terakhir aku melihat wajahmu. Menyentuhmu.
Aku masih tak percaya, itu dirimu sayang…
Teringat terakhir kali kita becanda di BBM dua hari sebelum
kepergianmu. Ketika kau memperlihatkan betapa senangnya dirimu sekarang udah
punya gadget impianmu.
“Lok, aku baru beli tablet baru loooh…”
“ah, gak percaya.. Mana potonya..”
Percakapan kita yang terakhir... Masih dengan semua kepolosanmu.. Adikku sayang.. |
Dan kau kirimkan photo Gtab yang baru kau miliki.. yang hanya 4
hari bertahan ditanganmu karena kau berpulang ke Yang maha Kuasa. Masih dengan
gayamu yang lucu.. Masih dengan kepolosanmu.. masih dengan lugunya dirimu
bercerita.
Engkau yang memilih untuk mengabdikan dirimu kepada negara
ini 4 tahun lalu. Di usia yang masih sangat belia. Teringat cerita ibu yang
senang sekali pada saat dirimu pulang membawa poto seorang prajurit loreng. Dan
kau bilang pada ibu kita, “Ma, aku mau jadi ini” Sambil menunjuk seorang tentara
yang ada dipoto itu. Gak gampang untuk mewujudkannya. tapi tekadmu lebih keras dari baja. Tes pertama kali gagal, dan kau berusaha keras untuk bisa lolos di Tes kedua. meski harus mengasah kemampuan tubuh setiap hari. Berlari di lapangan untuk bisa mencapai target untuk bisa menjadi seorang prajurit.
Terwujud sayang.. keinginanmu terwujud. Kerasnya pendidikan
untuk menjadi seorang prajurit telah engkau lalui. Pakaian loreng itu menjadi
milikmu. Anak ibu yang manja, udah jadi seorang prajurit. Anak ibu yang susah
sekali makan nasi. Adik kecilku yang dulu sering kali berebut bantal ketika mau
tidur udah beranjak dewasa, sekarang sudah jadi abdi negara.
“ma, kalo gak inget mama, aku pasti udah kabur dari
pendidikan di Siantar kemarin. Berat banget Ma. Makan aja pake itungan. Sampe gak
ada pepaya yang jadi besar dikomplek angkatan gara gara masih putik aja udah
kami makanin. Kelaparan Ma.... ” Itu adalah kata kata yang kau ucapkan pada ibu kita
seketika kau lulus menjalani pendidikan dasar pertama untuk menjadi Prajurit
negara ini.
Anak ibu yang dulunya gak pernah memanggil ibu kita dengan sebutan IBU.. berkali kali ibu mengajarimu untuk memanggilnya ibu.. Tetapi tetep aja mulut mungilmu yang belum berusia setahun itu mengeluarkan kata kata "mma.. mma.." Bukan Ibu.. dan jadilah dirimu anak Mama.. Sampai akhir pun kau tidak pernah memanggil ibu, selalu mama..
Anak ibu yang dulunya gak pernah memanggil ibu kita dengan sebutan IBU.. berkali kali ibu mengajarimu untuk memanggilnya ibu.. Tetapi tetep aja mulut mungilmu yang belum berusia setahun itu mengeluarkan kata kata "mma.. mma.." Bukan Ibu.. dan jadilah dirimu anak Mama.. Sampai akhir pun kau tidak pernah memanggil ibu, selalu mama..
Jiwa sosialmu yang tidak terkira.. ya, kau sangat setia
kawan sayang.. Kau sangat gampang terhiba hati.. Meski kau sekolah di STM yang
rawan tawuran, kau tidak pernah sekalipun terlibat. Tak pernah sekalipun orang
tua kita dipanggil ke sekolahmu untuk urusan yang tidak baik. Bahkan beasiswamu
tidak pernah kau ambil sendiri. Selalu ayah kita yang kau minta untuk ambil
uang beasiswamu.
Ketika masih menjadi siswa STM dan kita bertiga bersama ibu
kita having so much fun time.. shopping bareng.. Dirimu gak pernah minta yang
aneh aneh. Gak pernah minta dibeliin barang barang atau baju baju mahal.
Waktu satu kecelakaan lalu lintas terjadi di depan mata
kita. Kau orang pertama yang menolong korban. kau minta sapu tangan ibu dan
memegang kepala korban yang terluka dan bergegas membawa korban ke rumah sakit.
“Ma, tunggu disini ya, ntar aku balik lagi” .. Kau tinggalkan kami demi
menolong orang yang bahkan kau saja tidak kenal siapa. Kau anak baik adikku..
Adikku yang sangat penyayang.. bahkan dilingkungan rumah kita pun, kau
terkenal. Bukan anak yang pernah membuat masalah.
Masih jelas kebayang, ketika dirimu menjalani pendidikan
ARMED di bandung dulu, setiap minggu pasti ke Jakarta, menjengukku.
Membangunkanku dikala subuh tiba, dan dengan manjanya minta dianter ke
Senayan..
“Lok, bangun.. Aku mau lari.. Anterin ke Senayan ya”
Dengan semangat kau pakai pakaian olahragamu. Pagi pagi kita
udah bergabung dengan sekian banyak orang yang juga memanfaatkan sinar mentari
pagi itu. Keringat bercucuran tapi dirimu terlihat senang sekali. Bisa lari
keliling stadion sampe 3 kali yang aku aja sampe sekarang gak kuat berjalan
mengelilinginya. Setiap minggu kita melalui hal yang sama. Sungguh masih pekat
dalam ingatan ini.
Keceriaanmu…
Kelucuanmu..
Semua orang menangis karena kepergianmu yang begitu cepat.
Semua teman temanmu datang untuk melepasmu. Semuanya.. tak hanya kami… mereka,
semuanya datang sayang. Bahkan guru gurumu ketika di STM dulu. Teman teman
lamamu, berasa tak percaya begitu datang ke rumah, kau benar benar sudah tidak
ada.
Kau prajurit tangguh yang tidak pernah bermasalah. Kau patuh
pada korpsmu. Semua temen temen batalyonmu memiliki kenangan yang sama. Kau teman
yang baik. Prajurit yang patuh dan sangat bertanggung jawab dengan setiap tugas
yang dibebankan dipundakmu.
Selamat Jalan Heruku..
Selamat jalan prajuritku..
Baktimu pada bangsa tak akan pernah terlupakan.
Bangsa ini telah kehilangan satu prajurit yang sangat
dibanggakan.
Bangsa ini telah memelihara pembunuh biadab, memberikan
senjata yang mematikan kepada oknum yang ternyata otaknya tidak pernah dipakai
untuk berpikir.
Bangsa ini akan hancur karena manusia manusia seperti WIJAYA
yang tidak memiliki nurani dan berjiwa seperti binatang.
Kini… mari kita lihat.. apakah hukum akan berbicara tentang
keadilan ataukah mampu ditaklukan oleh segepok uang ataupun kekuasaan.
Kami menuntut keadilan.. Kami memang telah mengikhlaskan
kepergianmu sayang. Tapi tak akan pernah ada kata DAMAI untuk seorang manusia
berperilaku binatang seperti WIJAYA. Dia harus bertanggungjwab dan mendapatkan hukuman
yang setimpal. Seumur hidupnya harus dihabiskannya di dalam penjara, untuk
membayar jiwa binatang yang tidak terkontrol yang ada di dalam dirinya.
Tidak di dunia.. di akhirat nanti semua akan dihitung. Dia
harus membayar semuanya.
"Ya Allah, ampunilah Heru, kasihilah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah dia dengan air, salju dan embun. Sucikanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana pakaian disucikan dari najis. Gantikan untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, gantikan untuknya keluarga yang lebih baik dari keluarganya, gantikan untuknya pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ke dalam surga dan lindungilah dia dari azab kubur dan azab neraka. Amiin"
Rest in Peace Pratu Heru Oktavianus
We Love You Always…
05 Oct 1989 – 27 Jan 2013
Aku, ibu, ayah.. akan sangat merindukan sosokmu..
Allah sangat mencintaimu..
Sehingga Dia mengambilmu ke pangkuan-Nya
Baik Baik di sana adikku sayang..
<3
Hug..
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTurut berduka untuk dik Heru.
ReplyDeleteSemoga amalnya diterima disisi Allah.
Kalau ada kesempatan saya akan bantu membalaskanmu.
Thanks ya bro
Deleteturut berduka cita.
ReplyDeletesemoga amalnya diterima disisi Allah.
amiin.. thanks yaa
DeleteSelamat jalan Om Heru, Semoga Allah membukakakan pintu surga untukmu amin.., kami turut berduka cita yang sedalam2nya.... bahagialah disisinya..
ReplyDeleteamiin.. terima kasih yaaa
DeleteSayang ya kematian yang sia2..apalgi stlh tahu ceritanya...respek sy pd keluarga almarhum,tp tidak pd kelakuan almarhum...setelah itupun masih saja ada peristiwa yg lbh biadab dr rekan2 almarhum..smg Allah memberi hidayah...turut berduka cita
ReplyDeleteMaaf ya Mas Daniel, kelakuan almarhum yang mana ya? Kalo mas tidak tahu permasalahannya jangan asal berkomentar. Adik saya itu dianiaya, dibunuh, bukan maling bukan rampok. Tidak ada pelanggaran lalu lintas. Jangan tertipu sama media yang sudah dibeli sama pihak mereka.
DeleteAnda tahu? apa yang dilakukan oleh rekan2 adik saya sangat pantas. Kalau anda diposisi kami ataupun diposisi rekan2 adik saya, saya yakinkan anda cabut kembali kata kata anda!!!
Adik saya tidak mati sia sia. Hampir empat tahun mengabdi untuk negara ini
Kalau anda mau berita yang berimbang, silahkan buka kaskus. Disana ada pengakuan dari warga baturaja sendiri. Anda lihat dengan teliti pada saat kejadian pembakaran tidak ada warga yang menolong ataupun berusaha memadamkan api. malah melihat saja seolah mencemooh dan malah setelah itu melakukan penjarahan. Kenapa? Karena mereka telah terlalu muak dengan institusi yang penuh dengan kemunafikan itu. Dan mereka berharap peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi aparat berseragam coklat. Silahkan klik link dibawah ini, kalau tidak mengerti duduk permasalahannya, jangan terlalu banyak berkomentar. jangan sok tau, kalau memang tidak tahu!!
http://www.kaskus.co.id/thread/513805c2e674b4e965000009/pembakaran-polres-oku-oleh-tni-dipicu-kecelakaan-lalin/
Untuk sodara Daniel Mucharam,, anda picik sekali dan lansung menelan bulat2 kata2 pihak kepolisian,tidak ada pelanggaran lalin dalam kasus terbunuhnya pratu heru,, yg ada oknum polantas yg maen gaplek diingatkan tp trus terjadi bentrok. Seumpama ada pelanggaran lalin pun polisi juga gk berhak menembak,, bedakan pelanggaran dan kejahatan kalo tidak bisa membedakan anda ambil kuliah hukum sana.
ReplyDeletehttp://www.sumajaku.com/?p=3460
silahkan buka link diatas itu hasil resmi rekontruksi penembakan,,,
banyak hal yang aneh dari rekonstruksi. Pratu heru dikatakan jatuh dari motor, berarti motor melaju, alm jatuh. Tapi dari hasil visum tak ada sama sekali luka ataupun lebam bekas jatuh dari motor. bahkan bekas gores pun tidak ada di tubuh korban.
DeleteKenapa sampe sekarang tak ada saksi dari teman korban? Kenapa hanya dari pihak wijaya yang berbicara. Sedangkan di rekonstruksi diperlihatkan kalo korban bersama teman temannya.
Ohh Wijaya, bangsat ini mungkin bisa memanipulasi cerita di dunia ini, tapi tidak dengan hukum Tuhan, saya yakin kebenaran pasti akan terungkap. Dan bajingan Wijaya harus menerima akibat dari perbuatannya.
Kami menyampaikan duka cita sedalam-dlamnya atas kepergian PRATU HERU OKTAVIANUS, semoga ALLAH menempatkan beliau di surganya yang indah. Pembunuh yang bernama bintara wijaya itu, pangkatnya brigpol, nama istrinya Lesy hapsari juga anggota polisi, rumah mereka di lorong teratai 1 air paoh, kecamatan baturaja timur, ogan komering ulu. Bintara wijaya bin anjing babi itu memang selama ini dikenal warga baturaja sebagai polisi yang arogan. kejadian yang sebenarnya pratu heru tidak mengejek mereka, bintara wijaya bin anjing, siregar anak babi dan ongky binti lonteh, tapi mereka bertiga mengadakan razia ilegal (cari uang dengan memalak penguna jalan) nah kebetulan heru lewat dan distop mereka, namun heru menolak ngasih uang dan terus jalan lalu si wijaya lansung nembak dari belakang, setelah itu leher heru ditusuk, kemudian dinaikan ke mobil pick up menuju rumkit antonio. Mereka katakan bahwa Heru itu adalah target DPO tetapi ada perawat antonio yang kenal dengan heru, stelah digeledah dompet heru, ternyata benar Heru adalah anggota YON ARMED 15/76 Tarik Martapura. Seminggu yang lalu armed ngamuk karena dengar isu si bintara dan teman2nya tidak dipecat tapi cuma dikasih hukuman penjara tanpa dipecat, polres rata dengan tanah, empat ekor polisi sekarat. Namun hasilnya tetap TNI yang disalahkan, ada isu ynag beredar di baturaja , apabila ada anggota armed yang dipecat karena aksi minggu kemarin maka seluruh anggota armed sudah bertekad untuk menyerbu polisi di baturaja, kali ini bukan dengan sangkur dan bambu runcing tapi dengan senjata organik. Polisi di baturaja beserta dengn keluarga mereka sudah cemas dengan isu tersebut
ReplyDeletemembaca tulisan ini membuat daku sedih kak...setiap baitnya diisi dengan perasaan yang amat sangat terluka....sampai-sampai daku meneteskan air mata.....kak harus bnyak bersabar ya,.....semoga Allah memberikan tempat yang terbaik disisi_nya untuk adik kakak heru..
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete