Thursday, June 20, 2013

Teknik Bicara Dengan Anak

Artikel ini gw copast dari sini..

Sebagai bekal kalo nanti anak anak gw udah mulai bandel dan gw yang emang aselinya stok sabarnya ini sedikit makin sedikit.

---------------------------------------------------------------------------------------------
  
minjem gambar dari sini
Pada situasi khusus ketika anak perlu dinasehati, sering kali kita lupa bahwa anak balita masih sulit untuk menerima arahan orang tuanya. Bahkan tidak jarang kita menjadi kehilangan kesabaran saat memarahi anak, sehingga anak menjadi enggan untuk mendengarkan. Keterlibatan emosi kita saat merasa anak kita tidak mendengarkan perkataan kita dapat membuat frustrasi.


Walaupun masih kecil, anak balita sudah bisa memahami dan membaca emosi lawan bicaranya. Bila kita tidak menunjukkan ketenangan dan kesabaran, maka anak akan menarik diri dan hal ini akan membuat anak merasa jauh dari kita. Oleh sebab itu sebelum memarahi dan memberi perintah pada anak, tenangkan dahulu pikiran dan emosi anda. Berikut ini adalah tips yang dapat dilakukan agar anak mau mendengarkan nasehat dan arahan yang anda berikan.

1. Gesture tubuh. Dekatilah anak dan jangan berteriak dari jarak yang berjauhan bila hendak berbicara dengannya. Dengan mendatangi dia, anak akan tahu bahwa anda serius, dan berbicara dengan berteriak dari kejauhan hanya membuat dia beranggapan bahwa ada pilihan lain untuk tidak menuruti permintaan anda. Turunkanlah badan anda dengan cara berlutut atau duduk di dekatnya, sehingga posisi anda dan anak menjadi sama. Dengan menyamakan tinggi kita dengannya, kita akan mendapatkan perhatiannya. Anak akan merasa “sederajat” sehingga tidak merasa terancam. Tataplah matanya, sehingga dia bisa merasakan keseriusan kita. Pastikan pandangan mata kita tidak terlalu keras, agar anak menganggap pandangan mata itu sebagai cara berkomunikasi dan bukan untuk mengontrol. Bila anak memalingkan wajahnya, panggil namanya atau arahkan wajahnya untuk melihat kita.

2. Menginterupsi. Bila kita akan menyampaikan perintah atau larangan, jangan langsung menginterupsi aktivitas anak yang sedang asik bermain atau beraktivitas. Mulailah dengan pendekatan supaya anak tidak merasa kegiatannya terganggu dan merasa terpaksa untuk memperhatikan kita. Sampaikan bahwa anda memberi waktu beberapa menit padanya untuk mempersiapkan dirinya sebelum melakukan apa yang kita perintahkan. Jika anak sedang marah, usaplah perut atau punggungnya dan tunggulah sampai ia tenang sehingga ia tahu bahwa kita mengerti perasaannya. Anak yang belum tenang emosinya, tidak akan memberi respon seperti apa yang anda inginkan karena akan terus menangis atau mengamuk.
 photo keluarrumah-suyanti-hijau-468.gif

3. Memilih kata yang baik. Berbicaralah kepada anak anda sebagaimana anda ingin mereka berbicara kepada anda. Biasakanlah menggunakan kata “tolong” agar anak tidak merasa dipaksa saat diperintah. Sadar atau tidak, cara berbicara kita akan menentukan bagaimana ia akan berbicara dengan orang lain. Bila anak sedang marah, buka pembicaraan dengan kata-kata perhatian, yang menanyakan keadaannya terlebih dahulu. Gunakanlah kalimat-kalimat yang sederhana. Semakin lama dan semakin banyak kata-kata yang anda bicarakan dengannya, anak akan bertingkah tidak mau mendengar dan beranggapan bahwa anda tidak yakin dengan apa yang anda akan sampaikan. Dia beranggapan bahwa semakin dia membuat anda berbicara banyak, semakin mudah ia membuat anda menyimpang dari pembicaraan sebenarnya.

4. Intonasi Bicara. Berbicaralah dengan intonasi yang tegas namun lembut. Keseriusan kita tidak perlu disuarakan dengan nada yang tinggi. Selain itu, penting untuk kita memainkan intonasi bicara agar pembicaraan kita menarik untuk anak. Orang yang berbicara datar akan dianggap membosankan oleh anak.


5. Dengarkan Anak. Pada saat anak berbicara, dengarkanlah sampai anak selesai berbicara dan jangan menyela. Hal ini juga akan mendidik anak akan sopan santun dalam berbicara, supaya anak mengerti bahwa menyela pembicaraan orang lain adalah tidak baik. Berikanlah bahasa tubuh yang baik & fokus pada kata-katanya, sama seperti apa yang anda ingin anak anda lakukan pada waktu anda berbicara padanya. Setelah anak selesai berbicara, sampaikanlah bahwa kita mengerti.


__,,__

No comments:

Post a Comment